KELOMPOK 9
SUPLEMEN MAKANAN
1.
Pengertian
Suplemen Makanan.
Karyadi
(1997), mendefinisikan suplemen makanan sebagai makanan yang mengandung zat-zat
gizi dan non gizi, bisa dalam bentuk kapsul, kapsul lunak, tablet bubuk atau
cairam yang fungsinya sebagai pelengkap kekurangan zat gizi yang dibutuhkan
untuk menjaga agar vitalitas tubuh tetap prima. Menurut Yulliarti (2008),
suplemen makanan diartikan sebagai zat atau bahan makanan tambahan yang
dikonsumsi. Zat atau bahan makanan tersebut dapat berupa vitamin, mineral, jamu
atau tanaman obat, asam amino atau bagian-bagian dari zat atau bahan makanan.
Suplemen makanan ini merupakan pendamping atau penambah program diet, nutrisi,
atau kondisi tubuh tertentu, dan bukan merupakan pengganti makanan.
BPOM
(2004) mendefinisikan suplemen makanan sebagai produk yang dimaksudkan untuk
melengkapi kebutuhan zat gizi makanan, mengandung satu atau lebih dari bahan
berupa vitamin, mineral, asam amino atau bahan lain (berasal dari tumbuhan atau
bukan tumbuhan) yang mempunyai nilai gizi dan efek fisiologis dalam jumlah
terkonsentrasi. Suplemen makanan dapat berupa produk padat meliputi tablet,
tablet hisap, tablet kunyah, serbuk, kapsul atau produk cair berupa tetes,
sirup, larutan.
2.
Pengelolaan
Suplemen Makanan.
Pada awalnya penggunaan suplemen masih terbatas untuk
mengembalikan fungsi metabolik dimana seluruh proses tersebut dikendalikan oleh
enzim sebagai katalis reaksi kimia tubuh yang membuat sel-sel bekerja secara
optimal.
Namun berikutnya, penggunaan suplemen tidak lagi
terbatas pada vitamin dan mineral saja sekarang batasan suplemen nutrisi
semakin melebar sampai mencakup zat-zat nutrisi dan penyembuh yang terdapat
pada herbal dan bahan obat alami lainnya. (Vitahealth, 2004).
3.
Orang
Yang Membutuhkan Suplemen Makanan.
a. Ibu sedang hamil dan ibu sedang menyusui
karena mereka membutuhkan gizi yang lebih dari orang biasa terutama vitamin dan
mineral. Dokter umumnya menganjurkan asam folat dan zat besi untuk memenuhi
fisiologisnya.
b. Individu dengan penyakit tertentu atau
gangguan tertentu membutuhkan kebutuhan gizi yang juga lebih dari AKG (Angka
Kecukupan Gizi) yang dianjurkan terutama vitamin tertentu. Misalnya mereka yang
beresiko berpenyakit Cronic Heart Disease (CHD) dan stroke yang dianjurkan
menggunakan suplemen yang mengandung vitamin B dan asam folat. Juga pada mereka
yang mempunyai gangguan penyerapan lemak, akan menurunkan kemampuan menyerap
vitamin larut lemak
c. Individu yang harus minum obat untuk
mencegah beberapa penyakit dapat kekurangan vitamin tertentu. Misalnya minum
antibiotik dapat mematikan bakteri usus dan menurunkan produksi vitamin K. Pada
keadaan demikian, kebutuhan vitamin tersebut harus dibeli dengan resep dari
dokter. Merokok dan minum alkohol juga meningkatkan kebutuhan akan vitamin
khususnya vitamin B
d. Lansia yang umumnya tidak terpenuhi
kebutuhan gizinya sesuai dengan AKG, khususnya kekurangan vitamin B6 dan
vitamin D juga vitamin B12 karena keterbatasan dalam gigi, lidah yang menurun
kemampuan mengecapnya, jenis makanan yang harus lebih lembut dari orang yang
berusia muda.
e. Orang yang tidak makan daging (vegan)
perlu mengkonsumsi suplemen vitamin B12
f. Individu yang harus berdiit dibawah 1200
Kalori agar turun berat badannya (terutama atlet), memerlukan tambahan suplemen
tertentu untuk memenuhi AKG nya
g. Individu yang secara fisik sangat aktif
dan tidak cukup asupan gizinya dibandingkan dengan kebutuhannya memerlukan
suplemen
4. Bahaya Suplemen
Makanan.
a. Kelebihan
vitamin C mungkin bisa dibuang lewat urin. Tetapi vitamin jenis lain (A, D, E,
dan K) umumnya mengendap di dalam tubuh dan di khawatirkan bisa mengganggu
fungsi organ terutama hati dan ginjal.
b. Protein
yang biasanya terdapat di suplemen bila dikonsumsi orang tertentu bisa
menimbulkan efek alergi.
c. Konsumsi
zat besi berlebihan tidak baik untuk para penderita kelainan daraj seperti
thalassemia.
d. Konsumsi
suplemen vitamin K pada orang yang tengah minum obat tertentu kadang-kadang
justru memperburuk keadaan.
4.
Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Konsumsi Suplemen Makanan
a. Jenis Kelamin
Salah satu karakteristik
demografi yang berhubungan dengan tingginya penggunaan suplemen (terutama
suplemen multinutirition) adalah wanita (Greger, 2001). Lyle at al (1998)
menyatakan bahwa,dibandingkan dengan laki-laki, wanita lebih sering
mengkonsumsi suplemen multinutrient dan suplemen vitamin C dan E. Hasil ini
tetap sama ketika disesuaikan dengan umur.
Utami (1998) dalam
Anggondowati (2002), menyatakan bahwa hasil penelitian Subar dan Block
diketahui bahwa penggunaan suplemen terbanyak pada wanita, sebanyak 26,8%
menurut hasil survei NCHS (Frankle et al,1993), wanita lebih banyak menggunakan
suplemen single vitamin dan kombinasi vitamin dan multivitamin.
b. Riwayat Penyakit
Keinginan untuk mencapai
status fisik yang lebih baik, dan perawatan sendiri (self-treatment) terhadap
penyakit merupakan alasan untuk mengkonsumsi suplemen makanan (Frank et.al.
1993).Menurut White et.al (2004) kondisi tubuh yang kurang baik, atau sedang
dalam kondisi sakit atau memiliki keluhan akan kesehatan mendorong mereka untuk
menggunakan suplemen.
Menurut Bender et.al
(1992) mengemukakan bahwa penggunaan suplemen berkaitan dengan individu yang
memiliki satu atau lebih masalah kesehatan.
No comments:
Post a Comment